Referensi Open System Interconnection (OSI)
Berbagai macam teknologi diimplementasikan di bidang hardware maupun software secara berbeda-beda tanpa ada aturan standarisasi.Hal ini akan mempersulit proses interkoneksi.Jika tidak ada mekanisme standarisasi, maka banyak perangkat jaringan tidak mudah diimplementasikan karena harus disesuaikan dengan kriteria perangkat yang bersangkutan.Jaringan Komputer pun akan kesulitan berkomunikasi antara komputer satu dengan lainnya jika tidak ada standarisasi.
Sehubungan dengan hal tersebut International Organization for Standarization (ISO) membuat berbagai macam skema standarisasi jaringan.ISO kemudian membentuk sebuah model jaringan dengan tujuan untuk menjembatani pengembang peranti jaringan agar tetap bisa digunakan atau berkomunikasi walaupun dikembangkan oleh beberapa pengembang.Model jaringan tersebut adalah Open System Interconnection (OSI).OSI membagi kompleksitas komunikasi data asal (source) ke tujuan (destination) dengan lapisan-lapisan (layer) yang tiap mempunyai fungsi dan hubungan antar lapisan.
2.1 Model Referensi OSI
OSI memberikan pandangan yang "abstrak' dari arsitektur jaringan yang dibagi dalam 7 lapisan.Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh International Standard Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer.Model ini disebut OSI Reference Model, karena model ini ditujukan untuk interkoneksi Open System.Open System diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lain yang berbeda arsitektur maupun sistem operasi.Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah:
Pada Gambar di atas (Gambar 2.1) tampak bahwa setiap lapisan mempunyai protokol yang saling berkomunikasi (logic) dengan protokol pada lapisan yang sama. Data mengalir dari lapisan aplikasi ke bawah hingga lapisan fisik (disebut komunikasi vertikal), kemudian data tersebut dikirim penerima ke atas dari lapisan fisik ke lapisan aplikasi. Masing-masing lapisan berhubungan dengan mekanisme yang disebut sebagai Service Access Point (SAP).
- Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
- Setiap layer harus memiliki fungsi tertentu.
- Fungsi layer di bawah adalah mendukung fungsi layer di atasnya.
- Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standard protokol internasional.
- Batas-batas setiap layer diusahakan untuk meminimalkan aliran informasi yang melewati antarmuka.
- Jumlah layer harus cukup banyak,sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer di luar keperluannya.Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.
Pada Gambar di atas (Gambar 2.1) tampak bahwa setiap lapisan mempunyai protokol yang saling berkomunikasi (logic) dengan protokol pada lapisan yang sama. Data mengalir dari lapisan aplikasi ke bawah hingga lapisan fisik (disebut komunikasi vertikal), kemudian data tersebut dikirim penerima ke atas dari lapisan fisik ke lapisan aplikasi. Masing-masing lapisan berhubungan dengan mekanisme yang disebut sebagai Service Access Point (SAP).
Comments
Post a Comment